Letih rasanya berkendara di siang hari di tengah teriknya matahari di daerah Pinayungan Teluk Jambe Karawang. Dahaga dan laparpun sudah tidak terelakkan lagi dengan ditandai dengan gemuruhnya bunyi perut yang saling saut menyaut, hingga membuat kaki melangkah masuk ke dalam sebuah tempat makan khas sunda yang bernama Warung Tasik. Tak terasa adzan Dzuhur pun terdengar di telinga, dan kebetulan tak jauh dari tempat singgah kami, ada sebuah masjid yang tidak kecil dan tidak pula besar. Masjid ini bernama “Masjid Jamie Nurul Huda”. Lokasi dari masjid ini adalah di Jalan Raya Pinayungan Teluk Jambe Karawang.
Kesan pertama begitu masuk dan melihat ornamen dari masjid ini sangatlah membuat takjub, karena seluruh tembok dihiasi dengan karya seni kaligrafi ayat-ayat Quran. Namun, hati terasa sedih dikala melihat jama’ah yang mengisi shaf tidak lebih dari dua shaf saja. Hatipun bergumam, “Kemana orang-orang pergi?”. Sungguh, panggilan adzan itu lebih mulia dan sudah sepantasnya prioritas utama kita adalah memenuhi panggilan adzan untuk melaksanakan shalat. Pada saat melihat kondisi seperti ini, hati ini tak bisa menahan rasa prasangka kepada masyarakat sekitar. Akan tetapi kujaga hati ini agar tetap dalam lingkaran husnudzhon. Mungkin mereka shalat di masjid yang lain.
Masjid Nurul Huda yang tidak begitu besar ini sangatlah sejuk pada saat kami masuk ke dalamnya. Kami perhatikan ada beberapa AC yang terpasang, namun AC ini memang tidak dinyalakan, tapi entah kenapa hawa dingin menyelimuti tubuh kami. Masya Allaah.
Dan inilah sedikit yang dapat kami bagikan kepada teman-teman, sekilas mengenai Masjid Jamie Nurul Huda ini: